Trubus Edisi: Minggu, 02 Juli 2006 17:18:47
Khasiat di Balik Resep Datuk
Itu membuat Hassan Yaacob, dosen Universitas Malaya, Malaysia terheran-heran. Sembilan tahun belajar Farmakologi klinis di Inggris tak kunjung menemukan jawaban atas fenomena itu. Oleh karena itu, ketika tiba di Kualalumpur, ia membawa rebusan 5 teripang ke laboratorium. Di sanalah ia membuat percobaan.
Tiga kelompok kelinci masing-masing terdiri atas 5 ekor disayat hingga menimbulkan luka sepanjang 10 cm. Luka sayat pada kelompok pertama diolesi air rebusan teripang; kelompok ke-2, yodium; kelompok ke-3, tanpa perlakuan. Air rebusan teripang dan yodium diberikan 3 kali sehari. Dua hari berselang, luka kelompok pertama mengering; kedua tetap basah; ke-3, terinfeksi.
Asam amino
Riset yang ditempuh Hassan Yaacob merupakan penelitian pertama yang mengungkap khasiat gamat-sebutan teripang di Malaysia. Setelah itu peneliti-peneliti lain berbondong-bondong menyingkap tabir gamat pada 1995. Di Universitas Kebangsaan Malaysia, misalnya, Prof Ridzwan Hashim menemukan bukti sahih, teripang Holothuria atra, H. scabra, dan Bohadshia argus memiliki efek antibakteri. Ketiga anggota famili Holothuriidae itu juga terdapat di perairan Indonesia.
Dalam riset itu Ridzwan menggunakan jasa bakteri Streptococcus faecalis penyebab pembengkakan lapisan dalam jantung, S. viridans perusak katup jantung, S. pneumoniae penyebab radang paru-paru dan sinusitis akut, Staphylococcus aureus penyebab meningitis, dan Proteus mirabilis penginfeksi luka. Total jenderal ada 7 bakteri yang diuji pada riset itu. Para makhluk superliliput itu terbukti terhambat pertumbuhannya setelah diberi ekstrak teripang.
Gamat menjadi khazanah kami untuk pengobatan alami, ujar Prof Zaiton Hassan, peneliti dari Departemen Ilmu Pangan, Universitas Putra Malaysia, Malaysia, ketika diwawancarai Trubus. Lebih dari 10 penelitian dibiayai oleh pemerintah Malaysia untuk mengeksplorasi potensi teripang sebagai penyembuh. Zaiton bersama M. A Kaswandi dari Universitas Kebangsaan Malaysia meneliti kandungan asam lemak teripang Stichopus chloronotus.
Penelitian selama setahun itu mengungkap 11 asam amino pada teripang: miristat, palmitat, palmitoleat, stearat, oleat, linoleat, arakhsidat, eicosapentaenat, behenat, erusat, dan docosahexaenat. Asam lemak itulah yang diduga mempercepat penyembuhan luka luar maupun dalam.
Kandungan asam eicosapentaenat (EPA) dan asam docosahexaenat (DHA) relatif tinggi, masing-masing 25,69% dan 3,69%. Nilai EPA besar menandakan kecepatan teripang memperbaiki jaringan rusak dan menghalangi pembentukan prostaglandin penyebab radang tinggi. Sedangkan DHA, asam lemak utama pada sperma dan otak, serta retina mata. Asupan DHA tinggi dapat menurunkan trigliserida darah penyebab penyakit jantung. Kekurangan DHA menyebabkan penurunan serotin otak pemicu penyakit alzeheimer dan depresi.
Tulang dan sendi
Li Z, Wang H dan Zhang G dari Shanghai Institute of Hematology, Shanghai Second Medical University, China mengungkap teripang antipenggumpalan dan pembekuan darah. Itu lantaran adanya senyawa glikosaminoglikan. Pada konsentrasi 5 mikrogram/ml, glukosaminoglikan mampu menyembuhkan stroke iskemik otak dan penyakit jantung iskemik. Kinerjanya dengan menghambat aktivitas pembekuan darah melalui penghambatan monomer fibrin dan meningkatkan aktivitas plasmin. Plasmin, enzim pengurai protein plasma darah yang menurunkan kekentalan darah. Itu terjadi saat pelukaan sehingga darah membeku.
Teripang juga memperkokoh tulang dan sendi. Kandungan kondroitin sulfat mencegah pengeroposan sendi pembuat radang. Senyawa itu memperbaiki dan membangun kembali tulang rawan, pembentuk sendi yang terkikis akibat kecelakaan, benturan, dan kelebihan bobot badan tanpa efek samping. Itu sebabnya pemerintah Australia dan Selandia Baru mengizinkan penggunaan teripang sebagai penyembuh radang sendi dibanding obat-obatan kimia.
Tulang kuat karena ketersediaan kolagen dalam tubuh memadai. Menurut Prof Dr Ridzwan Hashim teripang mengandung 86% protein yang mudah diuraikan enzim pepsin. Dari jumlah itu sekitar 80% berupa kolagen. Itu sebagai pengikat jaringan dalam pertumbuhan tulang dan sendi. Dalam pertumbuhan tulang, suplemen kalsium saja tidak cukup lantaran tulang terdiri dari kalsium fosfat dan kolagen sebagai pengisi. Tanpa kolagen tulang menjadi rapuh dan mudah pecah. Sebaliknya bila tanpa kalsium, tulang akan kenyal seperti karet. Selain merawat tulang dan sendi, kolagen bersama keratin bertanggungjawab terhadap kekenyalan kulit.
Kandungan kolagen tubuh berkurang sejalan dengan penuaan. Lantaran kurang asupan protein, kulit mengeriput. Menurut Yong-Xing dari Institute of Gerontology of Shanghai Huading Hospital, Cina, penuaan harus diimbangi pemberian zat gizi. Tujuannya peningkatan kemampuan menghadang infeksi sel tumor dan penurunan kapasitas antioksidan.
Berkurangnya antioksidan meningkatkan jumlah oksigen radikal bebas penyebab rusaknya jaringan tubuh. Teripang, memiliki sel pembunuh alami terhadap sel asing, tumor, dan meningkatkan superoksida dismutase. Superoksida dismutase, antioksidan penurun radikal bebas perusak kulit, pelindung kerusakan DNA, dan denaturasi protein.
Anti-HIV
Peneliti di dunia terus menggali potensi teripang untuk mengatasi penyakit maut, termasuk AIDS. Hal itu dilakukan Elizabeth E. Gana dan Dr Florina E. Merca dari Universitas Los Banos, Filipina. Penelitian pada akhir 2002 itu mengungkap teripang cokelat bergenus Holothuria mengandung lektin, protein tanpa kekebalan yang berinteraksi dengan gula, tetapi tidak menyatu menjadi produk baru. Senyawa itu mirip jakalin, lektin tumbuhan penghambat perkembangbiakan sel HIV. Ia bekerja dengan cara menggumpalkan sel jahat yang masuk dan menghancurkannya.
Bagaimana dengan riset teripang di Indonesia? Penelitian kandungan biokimia teripang di Indonesia belum berkembang, ujar Drs Prapto Dharsono MSc, ahli echinodermata Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Sebab, belum banyak yang mengolah teripang menjadi obat. Padahal, Indonesia termasuk negara terbanyak jumlah dan ragam teripang. Karena itulah penelitian obat alami berbahan teripang dari bahari Indonesia harus dimulai dari sekarang. (Vina Fitriani)